Yeti merupakan sebuah misteri sampai sekarang, bentuk ukuran tubuhnya yang hampir sama dengan manusia namun kondisi dan fisiknya seperti monster. Yeti dipercaya tinggal di pegunungan salju, Yeti sering kali dipercaya muncul pada waktu hujan salju lebat di daerah pegunungan terasa yeti sering kali menakuti para pendaki gunung salju.
Salah satu pengalaman pendaki gunung berasal dari Indonesia memiliki kisah sendiri dengan yeti bahwa dia pernah mendaki salah satu gunung tertinggi yaitu Gunung Himalaya pada waktu hujan salju lebat ia merasakan gerik yeti menghampirinya.
Selama puluhan tahun, manusia salju di Himalaya yang disebut Yeti terus menerus menjadi misteri. Manusia yang ditemukan mirip kera tersebut, ada yang mengatakan sepupu dari beruang. lalu apakah itu semua benar adanya?
Tahun lalu, ahli genetika mengaku telah memecahkan misteri tersebut, yang mengatakan bahwa, Yeti, merupakan sepupu jauh dari beruang kutub, dan diperkirakan kematiannya lebih dari 40.000 tahun yang lalu. Namun analisa DNA terbaru meragukannya.
Hasil analisis DNA Yeti Menurut DailyMail
Last year, in what was the first serious scientific study of the abominable snowman for 50 years, Professor Bryan Sykes from the University of Oxford analysed 30 samples of hair.
The hairs had supposedly been shed by yetis, or their bigfoot cousins, and were part of museum and private collections from around the world.
Twenty eight of the hairs were genetic matches to known animals from bears to racoons, horses and cows. But two didn't fit the mould.
Their DNA matched that recovered from a 40,000-year-old polar bear fossil.
One hair was reddish brown and found in a Yeti nest in a bamboo forest in Bhutan, ten years ago.
The second was golden brown and taken from a Yeti in Ladakh on the Tibet-India border 40 years ago.
But new research suggests Professor Sykes's findings were in fact down to an error in analysing the data.
Researchers Ross Barnett, from the University of Copenhagen, and Ceiridwen Edwards from the University of Oxford looked at the same hair samples that led Professor Sykes to make his bold claim.
They propose that the previously unexplained samples come from the Himalayan bear - a sub-species of the brown bear that lives in the higher reaches of the Himalayas, in remote, mountainous areas of Pakistan, Nepal, Tibet, Bhutan and India.
Monster Atau Manusia Salju?
Para peneliti melihat, jika sampel rambut yang dianalisa sebenarnya berasal dari beruang modern, yang termasuk ke dalam jenis langka dan merupakan asli dari pegunungan Himalaya. Ahli genetika manusia, Bryan Sykes dari Universitas Ocford menguji kedua contoh rambut dari yeti dan beruang.
Dan hasilnya 100 persen cocok, dengan beruang yang ditemukan di Svalbard, Norwegia. Diperkirakan mereka terpisah sekitar 40.000-120.000 tahun yang lalu. Dan bertahan dengan cuaca dan kondisi di mana mereka hidup dan bertahan.
Beruang ini diperkirakan hidup di daerah terpencil, seperti di pegunungan Pakistan, Nepal, Tibet, Bhutan, dan India. Sehingga mereka terisolasi, dan jauh dari jangkauan manusia. Dan kemunculannya kerap disebut sebagai manusia jadi-jadian atau yang biasa dipanggil Yeti.
Peraturan berkomentar :
- Berkomentarlah dengan relevan sesuai artikel.
- Gunakanlah bahasa yang sopan dan baku.
- Dilarang menggunakan link hidup.
- Dilarang menghina dan mencela.
- Dilarang SPAM!
- Dilarang mengandung unsur SARA!
Jika ada yang melanggar, komentar akan langsung saya hapus.
Terima Kasih Telah Berkunjung ^_^
EmoticonEmoticon